Powered By Blogger

Minggu, 24 Juni 2012

Ansietas


ANXIETAS
By. Ns. Andra Saferi Wijaya, S.Kep

Pengertian:
v  Rx emosional thd penilaian dari stimulus
v  Pengalaman individu → subjektif
v  Tdk diketahui penyebabnya
v  Sumber kekuatan → tindakan destruktif/konstruktif
ANXIETAS ≠ TAKUT
Rentang respon anxietas
Respon adaptif                                                respons mal-adaptif
Antisipasi      Ringan       Sedang          Berat          Panik

Tingkat Anxietas
1. Anxietas Ringan
ü B/d ketegangan kehidupan sehari2
ü Lapang persepsi me↑ → b’hati2 & waspada
ü Belajar → kreativitas
2. Anxietas Sedang
ü Lapang persepsi me↓
ü Fokus pd hal yg penting saat itu
3. Anxietas Berat
ü Lapang persepsi sangat me↓
ü Fokus pd hal yg kecil → tdk mampu b’fikir berat
ü Butuh pengarahan
4. Anxietas Panik
ü Tdk dpt mgetahui diri → tdk dpt melakuk’ apa2, walau sudah diberi pengarahan

PENGKAJIAN
A. Fk predisposisi
1. Teori psiko-analitik → S. Freud
ü Anxietas : konflik emosional yg tjd antara id & super ego, yg b’fs mgingatk’ ego ttg sesuatu bahaya yg perlu diatasi
2. Teori interpersonal
ü Anxietas : ketakuatan akan penolakan interpersonal → dihub trauma masa p’tumbuhan → tdk b’daya
3. Teori perilaku
ü Anxietas : hasil frustasi dari segala sesuatu yg m’ganggu m’capai tujuan yg diingink’
B.Fk presipitasi
1. Ancaman thdp integritas biologik
ü Fk umum → KDM
2. Ancaman thdp rasa aman
a. Tdk t’capainya harapan
b. Tdk t’penuhinya kebut akan status
c. Rasa b’salah a/ p’tentangan keyakinan diri & pl
d. Tdk mampu m’dpt p’hargaan dari orla.
C.Aspek fisiologis
Ø Observasi status fisiologi → identifikasi respon sist syaraf otonom, khususnya syaraf sympatik
D.Aspek kognitif
Ø Menentuk’ tk anxietas
E. Aspek afektif
Ø Dr kluhan k/: gugup yg luar biasa, tegang, ktakutn, bingung.
F. Mekanisme koping
1. Reaksi orientasi tugas
ü Suatu aksi p’ambilan kptsn b’dasark’ situasi yg realistik, utk mlakuk’ tindak’ efektif dlm m’atasi stres
2. Reaksi orientasi p’tahanan
ü Alat p’tahanan → ego
DX YG MUNGKIN MUNCUL
1. Anxietas tk panik b/d penolakan klrg
2. Anxietas berat b/d konflik seksual
3. Anxietas sedang b/d mslh finansial
4. Anx ringan b/d asumsi yg salah thd peran ibu dlm klrg.

Terapi anxietas
1. Mengalihk’situasi
→ Jalan di pantai, m’dengark’ musik, melakukan hobi
2. Exercise & Massage
3. Latihan relaksasi
→ Memusatk’perhatian pd p’nafasan
→ Mengerutk’ & mengendork’ otot2 scr b’gantian.

ASKEP GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL
Perkembangan hubungan sosial
1. Bayi
Ø Sangat t’gantung pd orla dlm pmenuhan kebut biologis & psikologis
Ø Respon lingk (ibu a/ pengasuh) thdp kebut bayi hrs sesuai agar b’kembang rasa p’caya diri & rasa p’caya t’hdp orla (ericson)
*      Kgagalan pmenuhn kebut bayi mll ke t’gntungn pd orla → rasa tdk p’caya pd diri sendiri & orla srta mnarik diri.
2. Pra Sekolah
Ø Mulai m’p’luas hub sosialnya diluar lingk klrgnya (khususnya ibu)
Ø M’butuhk’ dukungan & bantuan dari klrg → khussnya p’berian pengakuan (+) thd perilaku anak yg adaptif → dasar rasa otonomi → hub interdependen.
*      Kegagalan b’hub dg lingk disertai respons klrg yg negatif → anak tdk mampu mengontrol diri, dependen, ragu, menarik diri dari lingk, < PD, pesimis.
3. Anak Sekolah
Ø Mulai mngenal hub > luas (lingk sekolah) → guru, ortu, teman mrpk’ sumber p’dukung yg penting bg anak.
Ø Mulai mengenal bekerjasama, kompetisi & kompromi.
*      Kegagalan m’bina hub dg teman sekolah, < dukungan guru, pembatasan & dukungan yg tdk konsisten dari ortu → anak frustasi thdp kemampuannya → putus asa, merasa tdk mampu & menarik diri dari lingk.
4. Remaja
Ø Mulai mengembangk’ hub intim dg teman sebaya & sejenis → sahabat karib.
Ø Hub dg teman → sangat dependen
Hub dg ortu → mulai independen.
*      Kegagalan m’bina hub dg teman & < dukungan ortu → keraguan akan identitas, ketidak mampuan mengidentifikasi karir & < PD
5. Dewasa Muda
Ø M’p’tahank’ hub interdependen dg ortu & teman sebaya
Ø Belajar m’ambil keputusan dg m’p’hatik’ saran & pendapat orla : memilih pekerjaan, memilih karir, melangsungk’ p’kawinan.
*      Kegagalan melanjutk’ sekolah, pekerjaan, p’kawinan → m’hindari hub intim, m’jauhi orla, putus asa akan karir.
6. Dewasa Tengah
Ø Umumnya tlh pisah t4 tinggal dg ortu (khususnya yg tlh menikah) → peran mjd ortu, m’punyai hub antar org dewasa → menguji kemampuan hub interdepnden.
*      Kegagalan pisah t4 tinggal dg ortu, m’bina hub yg baru & m’dptk’ dukungan dari org dewasa lain → p’hatian hanya t’tuju pd diri sendiri, < produktivitas & kreatifitas.
7. Dewasa Lanjut
Ø Akan mengalami kehilangan : fungsi tubuh, pekerjaan, teman hidup, anggota klrg → memerluk’ hub yg memuask’ dg orla.
*      Kegagalan menerima kehilangan & mnolak bantuan yg disediak’ → perilaku menarik diri.

“~KEGAGALAN YG TJD SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN → PERILAKU MENARIK DIRI~”

GGN HUB SOSIAL : MENARIK DIRI

v  Perilaku menarik diri : p’cobaan utk m’hindari interaksi dg orla, m’hindari hub dg orla. (Rawlins, 1993)
v  Tanda & gejala
Ø Objektif:
1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
2. M’hindar dr orla (menyendiri)
3. < komunikasi → tdk ada komunikasi
4. Tdk ada kontak mata → sering menunduk
5. B’diam diri di kamar/t4 t’pisah → < mogiliss
6. Menolak b/d orla
7. Tdk melakuk’ kegiatan sehari-hari
8. Posisi janin → saat tidur.
Ø Subjektif
Sukar didpt → menolak b’komunikasi
ü M’jwb dg singkat dg kata2 : tidak, ya, tdk tahu

v  Pohon masalah
Resiko perubahan sensori persepsi
Isolasi sosial : menarik diri → CP
Ggn harga diri : HDR
v  Masalaha perawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Ggn harga diri : HDR
3. Resiko perub sensori persepsi
v  Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perub sensori persepsi b/d menarik diri
2. Isolasi sosial : menarik diri b/d HDR.
v  Rencana Tindakan Keperawatan
Ø DX No 1 : resiko perub sensori prsepsi b/d menarik diri
Ø TU : tdk tjd perub sensori persepsi.
Ø TK : klien dpt:
1. M’bina hub saling p’caya
2. Menyebutk’ penyebab menarik diri
3. Menyebutk’ keuntungan b’hub dg orla
4. Melakuk’ hub sosial scr b’tahap:
ü Klien – perawat
ü Klien – perawat – klien/perawat lain
ü Klien – kelompok
ü Klien – keluarga
5. M’ungkapk’ perasaan stlh b’hub dg orla
6. M’b’dayak’ st pendukung
7. M’gunak’ obat yg benar & tepat.
v  Tindakan Keperawatan
1.1.  Bina hub sling p’caya: slama trapeutik, p’kenalk’ diri, jlask’ 7an interaksi, ciptak’ lingk yg tnang, buat kontrak yg jls pd tiap p’temuan (topik yg akan dibicarak’, t4 b’bicara, waktu b’bicara).
1.2.  Berik’ p’hatian & p’hargaan: temani k/ wkt k/ tdk m’jwb, katakn : “saya akan duduk disamping anda, jika ingin mengatak’ sesuatu, saya siap m’dengarkn” →jika klien menatap prwt, katakan: “ada yg ingin anda katakan?”
1.3.  Dngark’ klien dg empati: beri ksmpatan bicara (jangan diburu2). Tubjukk’ prwt mengikuti pembicaraan klien.
Bicarak’ dg klien penyebab tdk ingin b’gaul dg orla
Diskusik’ akibat yg dirasak’ dari menarik diri.
Diskusik’ keuntungan b’gaul dg orla
Bantu k/ m’identifikasi kmamp yg dimiliki k/ utk b’gaul
Lakuk’ interaksi sering & singkat dg klien (jika mungkin prwt yg sama)
Motivasi/temani k/ u/ b’interaksi/b’kenalan dg klien/prwt lain → beri contoh cara b’kenalan.
Tingkatk’ interaksi klien scr b’tahap (1 klien, 2 klien, 1 perawat, 2 perawat, dst)
Libatk’ klien dlm TAK: sosialisasi
Bantu k/ melaksanak’ aktifitas hidup sehari2 dg intraksi
Fasilitasi hub klien dg klrg scr terapeutik.
5.1.  Diskusik’ dg klien setiap selesai interaksi/kegiatan
5.2.  Beri pujian/reinforcement (+) akan keberhasilan klien
6.1.  Berik’ pendkes ttg cara merawat klien mll p’temuan individu scr rutin & p’temuan klrg
Bantu k/ m’gunak’ obat dg prinsip 5 benar (benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar klien).
Anjurk’ k/ m’ungkapk’ efek smping obat yg dirasak’nya.

ASKEP PERILAKU KEKERASAN

MARAH :   Prasaan jengkel yg timbul sbg respons thdp kcemasan/kebutuhan yg tdk t’penuhi yg dirasak’ sbg ancaman (Stuart & Sundeen, 1995).

Rentang respon Marah
Respon adaptif                                    respons mal-adaptif
Asertif        Frustasi          Pasif       Agresif           Kekerasan

Agresif  :   m’p’lihatk’ p’musuhan, keras & menuntut m’dekati org lain dg ancaman, m’beri kata2 ancaman tanpa niat melukai.
Kekerasan : gaduh gelisah = amuk)
Perilaku kkerasan ditandai dg menyentuh orla scr menakutk’, m’beri kata2 ancaman melukai disertai melukai pd tingkat ringan & yg paling berat adlh melukai/merusak scr serius.
Faktor Predisposisi
1. Psikologis     :   kegagalan → frustasi → agresif → amuk.
Masa kanak2 → ditolak, dihina, dianiaya atau saksi p’aniayaan.
2. Perilaku         :   Re inforcemen saat melakuk’ kekerasan → mnstimulasi perilaku kekerasan
3. Sosbud          :   budaya t’tutup & pasif agresif & kontrol sosial yg tdk pasti
4. Bioneurologis:  Krusak’ sist limbik, lobus frontal, lobus temporal & ktdkseimbang neurotransmitr
Faktor Presipitasi
1. Klien               :   Kelemahan/peny fisik, keputusasaan, ketidak b’dayaan, <PD
2.  Lingkungan :   Ribut, padat, kritikn → p’hinaan, khilangan org yg dicintai/pekerjaan
3. Interaksi sos :   Provokatif.
Tanda & Gejala
1. Muka merah
2. Pandangan tajam
3. Otot tegang
4. Nada suara tinggi
5. B’debat
6. Tampak: mmaksak’ kehendak, merampas, memukul.
Masalah Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko m’cederai
3. Gangguan harga diri

Pohon Masalah
Resiko mencederai : org lain/lingk
Perilaku kekerasan → CP
Ggn harga diri : HDR

Diagnosa keperawatan
1. Resiko m’cederai orla b/d perilaku kekerasan
2. Perilaku kekerasan b/d HDR
Rencana tindakan kep
Dx : Resiko m’cederai orla b/d perilaku kekerasan
TU : Klien tdk m’cederai orla
TK :
a. MPK klien dpt:
1. M’identifikasi penyebab perilaku kekerasan
2. M’identifikasi tanda2 perilaku kekerasan
3. M’identifikasi perilaku kekerasan yg bisa dilakuk’
4. M’identifikasi akibat perilaku kekerasan
5. M’identifikasi cara yg konstruktif thdp kemerahan
6. Mendemons perilaku yg t’kontrol
7. Mendapat dukunganklrg dlm mengontrol perilaku
8. Meng’ obat yg benar
b. Pd saat tjd perilaku kekerasan:
9. Klien m’dpt p’lindungn dr lingk u/ mngontrol prilaku kekerasan
Tindakan keperawatan:
1.1.   Bina hub saling p’caya: salam trapeutik & empati, p’kenalan, jlsk’ 7an interaksi, ciptak’lingk yg tenang, buat kontrak yg jelas
1.2.   Beri kesempatan bagi klien utk m’ungkapk’ perasaannya.
1.3.   Bantu klien utk m’ungkapk’ penyebab (orla, situasi, diri sendiri) perasaan jengkel/kesal.
Anjurk’ klien m’ungkapk’ yg dialami & dirasak’ saat jengkel/kesal
Observasi tanda perilaku kekerasan pd klien
Simpulk’ b’sama k/ tanda2 jengkel/kesal yg dialami k/
Anjurk’ klien m’ungkapk’ perilaku kekerasan yg biasa dilakuk’ klien
Bantu klien utk b’main peran dg perilaku kekerasan yg biasa dilakuk’ (yg tdk m’bahayak’)
Bicarak’ dg klien: “apakah dg cara yg klien lakuk’, masalah selesai?
Bicarak’ akibat/kerugian dari cara yg digunak’ klien
B’sama klien menyimpulk’ akibatcara yg digunak’ klien
Tanyak’ pd klien “apakah ingin m’pelajari cara baru yg sehat?”
5.1.  Tanyak’ pd klien : “apakah ia mengetahui cara lain yg sehat?”
5.2.  Berik’ pujian jika klien mengetahui cara lain yg sehat
5.3.  Diskusik’ dg klien cara lain yg sehat : secara fisik, verbal, sosial, spiritual.
Bantu klien memilih cara yg disukai/cocok utk klien
Anjurk’ klien meng’ cara yg telah dipelajari
Diskusik’ dg klien manfaat cara yg telah digunak’
Beri pujian atas keberhasilan klien
7.1.  Buat kontrak dg klrg → p’temuan rutin
7.2.  Bantu klrg m’identifikasi kemampuan yg dimiliki
7.3.  Jelask’ cara2 merawat klien pd klrg
7.4.  Latih klrg cara2 merawat klien dirumah
8.1.  Jlsk’ & tunjukk’ obat yg hrs diminum k/ pd k/ & klrg
8.2.  Diskusik’manfaat minum obat & krugian b’henti tanpa izin dokter
8.3.  Jelask prinsip benar minum obat.
8.4.  Anjurk’ klien melapor pd perawat/dokter jika merasak’ efek yg tdk menyenangk’
8.5.  Beri pujian jika klien minum obat dg benar
9.1.  Bicara ttg gerakan tdk t’buru2, nada suara rendah
9.2.  jika harus, lakuk’ p’batasan gerak
Hasil yg diharapk’
a. Klien
1. Mampu meng’ cara yg sehat jika kesal/jengkel (fisik, verbal, sosial, spiritual)
2. Tdk melakuk’ perilaku kekerasan
3. M’gunak’ obat yg benar
4. Mampu melakuk’ kegiatan sehari2
b. Keluarga
1. Mampu merawat klien
2. Mengetahui kegiatan yg perlu klien lakuk’ di rumah
3. Mengetahui cara p’berian obat yg benar.

Kep Jiwa, By. Mardiani, S.Kep. Ns.
TEREND & ISSUE KEPERAWATAN JIWA

Masalah keswa → perhatian dunia
               
Causa t’besar hilangnya sjlh Th kualitas hidup manusia di sebabk’ o/ distress akibat tindakn kekerasan & kemiskinan. (hasil studi bank dunia)

Memasuki abad 21 di Indonesia
(+)   : perub pddk’, pola masy, per♣an IPTEK
(-)    : p’geseran nilai moral, ksenjangn, k/a sosek, b(-) lap kerja → krisis moneter



 

M’p’aruhi keswa masy di indonesia

Ggn keswa
ü Pdduk kota >> pdduk pdesaan
ü ↑ remaja, ↑ ♀ t’utama yg bekerja
ü ↑ pria yg menganggur
ü ↑ pddk’ yg lebih rendah (bahar 95)
Tujuan p’canangn hr keswa sedunia di indo 9 okt 93 o/ presiden RI yaitu u/:
1. M’upayak’ agar hak2 mrk dihormati
2. M’p’luas prog p’cegahan pd klp2 rawan & pdduk
3. M’dorong penyediaan yan p’obatan
4. ↑ taraf keswa seoptimal

“Sehat sbg s/u k/a fisik, jiwa & sosial yg paripurna & bukan hanya t’batas dr peny/kecacatan”
→ sso nyaman b’fs di dlm lingk sosialnya serta puas dg apa yg dicapai.

Kep jiwa:
“ s/u bid spesialisasi praktik kep yg menerapk’ teori perilaku mns sbg ilmunya & p’gunaan diri sndri scr terapeutik sbg kiatnya”
Di indonesia kep jiea:
Di ♣ dg menguatk’ & kemampuan m’gunak’ diri sendiri scr terapeutik.
LINGKUP PERAN & T. JWB
1. Pelayanan keswa di masy. Meliputi keswa :
ü Sekolah
ü Kerja
ü Institusi (TPA, penjara)
ü T4 umum
ü Klp khusus
ü Hot line service 24 j
2. Yan keswa di klrg. Meliputi:
ü Klrg dg k/ ggn jiwa/fisik
ü Klrg dg krisis situasi
→ bencana alam, korban kekerasan
3. Yan keswa di Puskesmas, meliputi:
ü Tindak lanjut pd k/ stlh dipulangk’ di RSJ
ü Semua yan keswa di klrg & masy dikoordinasi o/ PKM
4. Yan keswa di RSU meliputi:
ü K/ yg m’alami ggn fisik
ü K/ or klrg mpy mslh resiko gawat darurat, p’bedahan a/ memerluk’ prwtn intensif
5. Yan keswa di RSJ, meliputi:
ü Melakuk’ terapi modalitas
ü Menyelenggarak’ p’temuan klrg
ü Memotivasi & melibatk’ peran klrg
ü M’berik’ yankep dg m’gunak’ proses kep
ü Merencanak’ pemulangan k/
ü Melakuk’ prog rujuk’ kep serta b’kerjasama dg yan di masy, klrg & puskesmas
→ lintas sektoral & program.
Peran dlm askep jiwa:
1. Komunikator yg terampil & terapeutik
2. Contoh peran perilaku adaptif
3. Pengelola lingk terapeutik
4. Advokat k/ & klrg
5. Anggota tim kes
6. Perawat primer k/
7. Perawat terapis bagi k/, klrg & klp.
Peran dlm yankep jiwa
1. Staf kep
2. Administrator
3. konsultan
4. peneliti
5. p’didik lokakarya/pelatihan
6. evaluator program.
Sifat yankep jiwa (stuart& sundeen 95)
1. P’cegahan primer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar